bahasa Jawa Kuna, seperti dalam Nagarakretagama, Arjunawijaya, dan sebagainya, bahkan tradisi penulisan sastra dengan bahasa Jawa Kuna masih dapat ditemukan di Bali pada jaman modern ini. Adapun menurut Zoetmulder (1983: 29-37), istilah bahasa Jawa Kuna dan bahasa Jawa Pertengahan bukanlah semata-mata pembagian secara kronologis, bahwa Jawa Kitab kuno di Nusantara yang kedua adalah Serat Pararaton. Kitab atau Serat Pararaton adalah sebuah kitab naskah Sastra Jawa Pertengahan yang digubah dalam bahasa Jawa Kawi. Naskah ini cukup singkat, berupa 32 halaman seukuran folio yang terdiri dari 1126 baris. Isinya adalah sejarah raja-raja Singhasari dan Majapahit di Jawa Timur. Kereta Api Kahuripan dari Bandung ke Kediri anjlok di Desa Kaligunting Saradan, Madiun, Jawa Timur. Kecelakaan diduga disebabkan terlepasnya engsel dan as kereta sehingga roda kereta keluar jalur. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Mungkin karena kereta hanya diisi sekitar 50 penumpang. Saat ditemui di lokasi kejadian, Kepala Humas PT. puiangga kenamaan dalam sastra Jawa, yaitu Raden Ngabehi Ronggowarsito. Adik-adik yang menguasai bahasa Jawa sangat dianiurkan untuk membaca puisi-puisi Ronggowarsito dalam bahasa aslinya. Drestajumena ikut terjun dalam kancah perang Baratayuda. Ia tampil sebagai senapati perang Pandawa, menghadapi senapati perang Kurawa, yaitu Begawan Durna. Pada saat mereka bertempur, roh Ekalaya—raja negara Parangggelung yang ingin menuntut balas pada Resi Durna—menyusup dalam diri Drestajumena. Setelah melalui pertempuran sengit, akhirnya Singkat cerita, Bhisma dianugerahi pusaka sakti, panah Cucuk Dandang oleh Dewi Gangga. Seketika itu pula Bhisma sudah berada diatas jurang dan kembali ke medan pertempuran. Nampak olehnya Seta yang mengamuk dan menghabisi prajurit-prajurit Kurawa. Kul67.

cerita baratayuda dalam bahasa jawa